• put your amazing slogan here!

    Translate

    hantu yang suka membuntuti






    Ini adalah foto saya di puncak gunung sumbing,tepatnya 28 oktober 1998, saat itu saya masih menduduki bangku kuliah di AKPER semester 4.kami semua dari majlis taklim yang berbeda beda,kami telah merencanakan untuk menjalankan petualang ini sejak lama, ahirnya bisa berjalan dengan diikuti 12 personil.hari yang cerah, indah,yang membuat hati kami berbunga bunga dalam mengawali perjalanan ini. Sesampainya di kaki bukit gunung sumbing, waktu sudah menunjukan sekitar jam 16,dan perjalanan dimulai jam 16.30 wib.dalam perjalanan kami selalu kompak bersama 12 personil.tidak ada yang saling mendahului, karena semuanya harus saling berdekatan, takut kalau terpisahkan dll.
    Ternyata kekompakan itu tidak berjalan lama.boleh di kata itu adalah kesalahan saya, karena saya yang memulai lebih dulu.waktu itu saya berada di barisan paling atas bersama ali. Saya sengaja lari lebih cepat keatas, hasan dan husen tepat di belakang saya,dan teman teman yang lainnya jauh di belakang.saya sengaja lakukan itu dengan harapan kalau hasan dan husen sudah dekat,akan saya berikan kejutan supaya dia terkejut.saat itu saya bersama ali masih menunggu hasan dan husen, kok lama banget tidak nyampe nyampe, perasaan jaraknya tidak begitu jauh di bawah saya.tapi perasaan suaranya sudah dekat, tapi tidak ada senter yang menyala di dekat saya.suaranya seperti masih di bawah, tapi terkadang suaranya seperti tertiup angin hingga terdengar seperti di tempat yang berbeda beda.saya dan ali sangat terkejut,ternyata di bawah sana adalah 8 teman yang lainnya. Hasan dan husen ternyata sudah lewat di depan saya.saya seperti tidak percaya, bagaimana mungkin bisa lewat persis di depan saya semantara saya tidak belihat, padahal suasana yang begitu gelap, tidak memungkinkan bisa berjalan tanpa nyala senter.begitu saya tau hasan dan husen sudah diatas, saya dan ali segera mengejar sebisanya, teriakan kami tak di hiraukan, hasan dan husen semakin tinggi dan hilang dari pandangan kami.kini kami tinggal 10 personil, pikiran tidak karuan, terutama memikirkan ke hasan dan husen yang terpisah tadi.
    Dalam perjalanan terus naik ke puncak, kami berharap semoga hasan dan husen bisa di temukan diatas sana.hingga fajar tiba,kami bisa menikmati indahnya matahari di atas gunung, tapi itu belum sampai puncak.
    jam 10an, kami bertemu dengan team dari semarang, Jakarta,bahkan luar jawa.perasaan senang kekeluargaan begitu terasa.hingga kami menerima dan memberi makanan sesama pendaki, meski tak saling kenal, tapi seolah olah sudah sangat akrab.di sini kami duduk menikmati kopi hangat dari orang semarang,kejadian anehpun lagi lagi terjadi.ketika kita mau melanjutkan perjalanan, 1 teman terpisah lagi,sebut saja namanya faozi. Sebenarnya faozi sedang duduk di dekat batu. Dan kami ber 9 melewati di depan faozi.kami lewat, dia masih minum kopi, katanya belakangan.terus aku yang berjalan paling belakang,aku juga menyapa “yuk lanjutkan perjalanan”,faozi menjawab “iya”.karena itu kami berjalan seperti tidak kehilangan.tidak lama kemudian kami menghitung anggota, ternyata Cuma ada 9 personil, sedangkan faozi tidak ada.kami berfikir, tidak mungkin dia hilang, bisa saja bersama team yang dari semarang tadi.
    Ahirnya pukul 12an kami sampai di puncak,disinilah kami ukir sebuah kenangan foto.foto yang ada di gambar atas,boleh di kata inilah satu satunya kenangan yang masih tersisa.di sini kami berkumpul bersama teman teman dari berbagai wilayah.ada yang dari jogya,mahasiswa unsoed,bahkan pendaki dari jawa barat.di sini pula faozi dipertemukan, ternyata faozi ikut bersama orang semarang, karena kalau tidak demikian mungkin faozi tersesat, karena tidak tau jalurnya. faozi bercerita, saat ngopi tidak tau kalau kita lewat di depan matanya,sadar sadar sudah tidak ada orang,alias duduk sendirian.kemudian faozi berusaha mengejar kami, tapi ahirnya bergabung juga dengan team dari semarang,karena kami sudah terlalu jauh.sepertinya tidak masuk akal, tapi inilah kenyataannya.
    Waktu sudah menunjukkan jam 13.30 wib,kamipun bergegas turun gunung.selama turun kami tidak lagi kompak seperti berangkatnya, disini kami bercerai berai,hingga saya berada di belakang bersama 4 orang.yang 6 orang sudah berjalan di depan, hingga tidak tampak lagi.akan tetapi salah satu dari personil kami ada yang hafal jalan pulangnya,sehingga tidak tersesat di jalan.
    Kami ber 4 terus berjalan menuruni gunung, hingga tibalah saatnya matahari tenggelam.saat itulah kita melewati sebuah mata air yang airnya melimpah,mirip seperti sungai.di situ ada banyak batu besar.dan batu yang paling besar berdiri tegak di tepi mata air tersebut.
    Saat itu lampu senter saya menyorot ke arah batu besar tadi, dan saya melihat ada lukisan 3 dimensi berbentuk manusia,laki laki usia sekitar 50 tahunan,berkumis tebal,dan berpakaian seperti drakula, matanya tampak melotot kemerahan kearah saya.kemudian lampu saya sorotkan ke depan,buat menerangi jalan saya.terus saya sorotkan lagi lampu senter kea rah batu tadi. Saya merasa heran, karena gambar patung tersebut ternyata sudah berubah posisi,sepertinya hidup dan mau keluar dari batu tersebut.ketika teman saya melihat batu tersebut, ternyata tidak melihat apa apa.itu berarti, Cuma saya yang melihat.sejak itulah, saya merasa ada yang mengikuti saya di belakang.ada yang ngitik ngitik bawak ketiakku, dengan rasa yang dingin seperti es,ada yang berteriak histeris, tapi lagi lagi aku saja yang dengar, ada yang terbang mendekati dan menjauhiku, tapi itupun Cuma saya yang tau.tapi saya tidak mau bercerita, karena saya kawatir nanti teman teman takut, nanti malah mereka tidak konsen dan saya pilih mending diam saja.padahal diantara 4 orang, akulah yang paling prima kondisinya, ke 3 teman saya sudah mengalami cidera semuanya,jadi saya paksakan saya harus tetap di belakang. Meski takut, tapi saya lebih takut lagi kalau saya di depan, dan ternyata teman yang di balekang jatuh pingsan tidak ketahuan.
    Sungguh perjalanan yang penuh dengan tantangan,saya rasakan beban yang sangat berat di saat itu.tidak lama kemudian, kami melewati sebuah batu yang ukurannya setinggi manusia dewasa.salah satu teman minta istirahat disitu.begitu saya melihat batu itu, saya segera menaiki batu tersebut dan duduk.saya tidak tau kenapa dan bagaimana ini bisa terjadi.tiba tiba jantungku berdetak keras,tiba tiba saya merasa sangat marah sama ke 3 teman yang ada di bawah, saya ingin turun, memukul dan menendang.tapi saya redam dengan membaca doa doa, ada ayat kursi, annas, alfalaq dll.ketika berdoa perasaan itu hilang,tapi ketika baru diam sebentar saya,tubuh saya seperti gemetar, ingin berteriak dan mengamuk. Tapi lagi lagi saya redam dengan doa.waktu itu saya merasa ada hubungannya dengan mata air tadi,dan perasaan saya seolah olah mengatakan bahwa gambar 3 dimensi itulah yang sedang mengganggu.di saat itu saya memanggil salah satu temanku,panggil saja namanya sukir, saya mau menanyakan sebenarnya itu mata air apa, mungkin ada yang tau.ternyata sukir ketakutan begitu melihat saya, dia melihat kearah atas saya, lalu menundukkan kepala karena takut.
    Sekitar jam 10 malam, kami sampai di perkampungan.disinilah kami bertemu lengkap 12 personil,masing masing saling bercerita tentang kejadian apa yang menimpa.
    Pertama, hasan dan husen bercerita.kenapa dia terus lari ke atas. Katanya dia hendak mengejar saya dan ali,padahal diatas sudah bisa di pastikan tidak ada orang lagi.kata hasan husen,saya dan ali menyuruh supaya cepat cepat dan cepat,hingga hasan dan husen terus naik tak mau berhenti. kira kira bayangan siapakah itu yang menyerupai saya dan ali?,
    Terus bercerita sukir,dia begitu ketakutan melihat saya di atas batu besar.katanya, dia melihat bayangan raksasa,laki laki,berkumis tebal,baju mirip drakula,berputar putar mirip angin lisus, masuk dan meluar dari tubuh aku.kemudian berputar lagi menyerupai angin lisus,masuk kedalam tubuhku melalui kepala, lalu keluar lagi,hingga berkali kali.begitu saya mendengar pengakuan tesebut,saya makin yakin, itu adalah sosok yang saya lihat di mata air.
    ternyata teman teman memiliki naluri yang sama,mereka lebih baik menahan takut,dan mau menceritakan kalau sudah sampai perkampungan,meskipun tidak ada perjanjian sebelumnya.
    Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepadaMU ya Alloh,dengan kekuatanMU engkau halau musuh musuhMU,dan engkau selamatkan kami semua
    Buat teman teman terimakasih atas kerjasamanya
    Buat para pembaca, semoga persembahan goresan ini bisa menambah pengalaman tersendiri
    (nama nama diatas bukan nama yang sebenarnya, abis saya sudah lupa sih)

    0 comments:

     

    Blogger news

    About

    Blogroll