• put your amazing slogan here!

    Translate

    saat aku di vonis mati


    dalam usiaku yang relatif muda, dan semangat hidupku yang masih menggelora, aku harus menerima kenyataan pahit, ada sejuta kemungkinan gambaran buruk yang harus aku hadapi, yaitu mati dalam usia dini, anakku yang berusia 3 tahun harus kehilangan ayahnya, dan istriku yang baru berusia 23 tahun harus kehilangan kasih dari suaminya. itulah vonis yang terlempar dari seorang ahli kesehatan (non medis) kepada saya, yaitu pertahanan hidupku hanya untuk 3 tahun saja

    aku mengalami gangguan ksehatan untuk menelan, telinga sakit, dan setelah di rasa rasa ternyata kesemuanya itu berasal dari belakang telinga kanan. di belakang ada 4 benjolan yang berurutan dari atas ke bawah. benjolan tersebut kemerahan, menunjukan ada pembengkakan disekitar.

    sehabis saya periksa ke seseorang yang saya anggap pakar, sesampainya dirumah saya hanya terdiam. aku tatap anakku dengan perasaan kasihan, dan aku tatap istriku yang saat itu sedang duduk santai dengan penuh iba. setelah aku di tanya istri, aku sengaja menutup nutupi semuanya, itu saya lakukan biar istri tidak sedih, biarlah aku sendiri yang menyimpan rahasia ini.

    tapi karena saya tidak mau makan daging, penyedap rasa, es, dan sebagainya membuat istri bertanya tanya, dan ahirnya saya ceritakan perkiraan pakar herbal tersebut dengan sebenar benarnya. begitu istri mendengar, dia berkata dengan nada sedih "apakah aku akan jadi janda muda?, dan anak kehilangan ayah di usia dini?". saya jawab "seandainya itu sebuah keputusan ilahi, kamu harus ihlas de".

    hari berganti hari, kehidupanku tak lagi indah. aku harus meninggalkan makanan kesukaanku, dan istri tak lagi enak saat makan daging, es, dan makanan yang mengandung penyedap rasa, karena istri berkali kali melihatku yang tak boleh makan. aku tau isri kasian sama saya, tapi apa boleh buat.

    setelah itu saya jarang makan, saya cenderung menyantap buah nangkasabrang, nanas, dan segala yang mendukung, termasuk bawang putih. alhamdulillah dalam 6 bulan benjolan tersebut hilang. saat itu saya mulai curiga, saya tebak ini bukan kanker atau sejenisnya. melainkan ini polah anak saya yang suka njewer saya. sehingga membuat benjolan di belakang telinga.

    saya sesalkan semuanya, kenapa saya begitu percaya sama ahli non medis. dalam hal ini seharusnya medis adalah utama, bukan non medis.

    0 comments:

     

    Blogger news

    About

    Blogroll