Pages - Menu

Sunday, July 8, 2012

satu aksi sejuta makna

saat itu saya adalah pemegang pengobatan yang lumayan terkenal dan berkibar dengan pesatnya. entah bagaimana tiba tiba ada orang yang datang disela sela kesibukan saya menerima pasien, orang itu menceritakan akan keberadaan orang yang tak mampu untuk mengobati penyakitnya, apalagi tempatnya terbilang jauh dari saya. saya tidak ada maksud untuk mengabaikan info tersebut dan saya ingin sekali menindak lanjuti info tersebut tapi saya lagi lagi lupa karena aktifitas saya yang sangat padat saat itu.
tidak lama kemudian datang lagi orang yang menginfokan orang yang sama, kali ini lebih terperinci dan ceritanya lebih mengena hati saya hingga saya putuskan untuk menemuinya secara langsung dan saya berikan pengobatan lain dari yang lain yaitu free.
sesampainya disana awalnya saya melihat rumahnya yang sudah rusak, berlobang dan ruang tamu seperti mau roboh. diruang tamu ada tempat duduk dari kayu yang sudah terkesan rapuh dan lantai tanah yang menunjukan kurang terawat. disitu saya bertemu langsung dengan ibu pemilik rumah,ia sedang berbaring di atas tempat tidur tanpa kasur yang beralaskan tiker yang sudah kumuh di ruang tamu. sedangkan suaminya yang berusia lanjut sedang mengisi bak mandi buat nanti sore. ternyata bapak tua memiliki banyak tugas, ketika pagi hari ia mengambil air untuk berwudlu istrinya yang tidak bisa bergerak sama sekali,ia lakukan hal ini 5 waktu sesuai jam sholatnya. setelah siang sang bapak ke kebun untuk mencangkul, kemudian menyiapkan makan buat istri dan menyuapinya. yang membuat hati saya makin terketuk ternyata si bapak tua tersebut sudah lama sakit, salah satu kakinya tidak bisa berfungsi dengan baik jadi dalam aktifitasnya untuk berjalan ia harus menyeret kaki satunya untuk berjalan sampai tujuan. terkadang saat malam kambuh dan sakit yang tak tertahankan, tapi tidak ada biaya untuk berobat. si bapak dan ibu tua tanpa anak itu ternyata tidak pernah mengeluh hanya tetangganya yang merasa kasihan sehingga saling menolong.
pernah suatu ketika ada orang gila masuk ruang tamu, dan ibu merasa ketakutan yang luar biasa dan tetangganya saat itu tidak ada yang melihat. si ibu tua hanya bisa berdoa dan menangis, dan tak lama kemudian ada tetangganya yang melihat orang gila tersebut yang kemudian diusirlah si gila itu. dari kejadian itu lingkungan juga merasa kasian, sehingga kalau ada orang gila lewat mereka memantau kalau kalau masuk lagi kerumah si ibu tua tadi. ruang tamu si ibu tua terbuka, sehingga siapa saja bisa masuk tanpa melalui pintu.
kedatangan saya mempunyai misi yaitu pengobatan gratis, saya berikrar dalam hati pokoknya gratis sampai sembuh. apalagi buat bapak dan ibu tua yang memiliki agama sangat kuat dan tabah, itu saja hampir menetkan air mataku, saya ingin sekali memberikan hadiah karena sifatnya tersebut, salah satunya adalah metode pengobatan saya ini.
hari pertama pengobatan (metode bekam) saya lakukan di halaman karena diruang tamu sangat tidak memungkinkan. karena dihalaman sehingga banyak warga yang ikut nimbrung karena lokasi terbuka dan luas. yang membuat saya takjub ternyata semua orang mendukung aksi saya, kebanyakan berkata "mas tolonglah bapak dan ibu, kasian mereka, sakitnya sudah lama". termasuk ketua RT juga ikut melihat aksi saya, hari itu pengobatan selesai dan saya pulang.saya berjanji akan meneruskan pengobatan ini sampai semaksimal mungkin. seminggu kemudian saya datang lagi, ternyata sudah ada warga yang menanti saya, seperti biasanya saya lakukan di halaman. kali ini si ibu tua berkata kalau kakinya sudah bisa digerakan, dan warga ternyata tampak bagahia begitu mendengan pengakuan ibu tua tersebut. dalam hati saya bertanya, apakah warga begitu peduli dengan keluarga ini?, karena dalam setiap ucapan sepertinya keluarga ini sangat diperhatikan warga. pengobatanpun selesai dan sebelum pulang saya membujug bapak tua untuk saya obati juga biar bisa sehat seperti ibu, entah apa alasan si bapak tua ia selalu menolak. bahkan saya minta tolong wargapun si bapak tua menolak juga.pengobatan ke 2 selesai juga dan sayapun pulang.
tibalah saat pengobatan yang ke3, ternyata ibu sudah bisa berjalan, terbukti saat saya datang si ibu tua sedang mengambil air untuk di masukan ke kendil. warga juga ikut nimbrung dekat saya saat saya melakukan aksi pengobatan ini. karena ibu sudah bisa berjalan dan bapak selalu menolak pengobatan saya, ahirnya saya permisi, saya jelaskan kalau pengobatan sudah selesai sesuai program saya. keluarga miskin ini berjanji akan membayar biaya pengobatan dan biaya transpotasi, tapi saya jelaskan kalau misi saya adalah misi ibadah bukan misi bisnis. begitu mendengar ucapan saya si ibu tua langsung merangkul saya, matanya berkaca kaca meneskan air mata, ucapan terimakasih tak henti hentinya keluar dari mulutnya. begitu pula dengan bapak tua, matanya ikut berkaca kaca diam dan menunduk kemudian mengusap matanya.
saat itu saya sangat puas,karena 1 aksi ini bisa mewakili sejuta rasa keluarga bapak tua tersebut. saat saya berpamitan si ibu sepertinya tak mau melepas tanganya dari saya, kemudian si bapak dengan pelan memengang tangan ibu hingga terlepas dari saya. sementara warga yang kebetulan berdiri mengelilingi saya semua mendekat dan berjabat tangan. hari itu sepertinya menjadi hari yang sangat mengharukan di mata saya, tapi mengandung nilai yang begitu tinggi di hati saya. setelah semua berjabat tangan saya menuju ke motor yang saya parkir tak jauh dari situ,saat itu semua mata tertuju ke saya dan tak ada suara dari mulut mereka saya dengar. kemudian saya ucapkan salam dan motorku mulai melaju hingga meninggalkan mereka.
dari kisah nyata saya tadi semoga Alloh selalu memberikan kebaikan buatku, semoga makin banyak insan yang Alloh sembuhkan lewat tanganku, dan semoga Alloh mempermudah segala langkah dan urusanku.
amin...amin...amin.....


artikel lain seputar bekam, silahkan klik disini

No comments:

Post a Comment