Dari dasar lembah yang paling dalam ku lihat bulan itu begitu cantik nan elok,hinggaku ingin memetiknya.Tebakanku ia hanya di tanah dataran.akupun berjuang naik ke daratan.kulewati gelapnya malam,dinginnya suhu,jalan berliku bahkan binatang berbisa bisa menggigitku kpn sja,ku tak pedulikan semua itu hanya demi mendapatkan rembulan. Dengan perjuangan keras yang menguras tenaga dan keringat,ahirnya ku sampai juga di dataran.tapi Betapa terkejutnya hati ini,ternyata rembulan masi jauh diatas bukit. Dengan semangat pantang menyerah,ku abaikan rasa sakit,lapar, lelah, kantuk ,kombinasi rasa telah melumpuhkan dan membekukan tubuhku,tapi masih saja aku lawan hanya ingin memilikilah rembulan. Sesampainya diatas bukit tertinggi sayapun sadar,bahwa rembulan tak mungkin bisa ku miliki.kini aku sudah tak punya tenaga lagi, semangatku telah kandas dan impianku telah pergi begai asap yang tertiup angin.seketika akupun di derai rasa putus asa,tubuhku langsung lemas tak bertenaga,hingga aku jatuh
diam tak bergerak ditanah.kini ku biarkan angin gunung terus membekukan darahku,ku biarkan rasa dingin mencabik cabik tulangku, andai ada harimau datang sepertinya akupun tak mau pergi,biarlah harimau memakan tubuhku.dengan hilangnya nyawaku, kuharap hilang pula kesedihan dan penderitaan ini tuk selamanya.
lamaku menanti dalam pembaringan,ternyata tak kunjung juga harimau atau ular untuk memakanku.dalam penantian dan kepasrahan yang panjang ahirnya mentari pagi datang menyapa dunia.ku tak pedulikan dia menyinari tubuhku dengan kehangatan, dan ku biarkan angin lembut membelai rambutku dengan sejuk,ku tak pedulikan segala galanya.
hingga siang datanglah hujan deras,airnya menyirami tubuhku,dan gemercik air mulaiku dengar sayup sayup.Hatiku berkata “wahai air,kau jatuh dari langit ke ke bawah dan terus ke bawah, sama seperti nasibku“.membuat hatiku kian beku.kini otak negatifku mulai bercerita “lihatlah air dari langit jatuh ke gunung,akan jatuh lagi lewat sungai sungai pegunungan, penderitaan akan terus bertambah manakala air bertemu bangkai binatang,mau ngga mau harus berjalan dengan bangkai busuk yang amat menyakitkan, penderitaan air terus bertambah ketika air harus terjebak masuk ke sawah atau kolam ikan. Inilah awal dari penderitaan abadi tanpa ujung,persis seperti dirimu,kalau sudah seperti ini,tak ada artinya hidup“.
tiba tiba otak positifku seolah berkomentar “tak ada yang sia sia, ikan dalam kolam akan merasa sangat berterimakasih pada air,karena tanpa air ikan akan mati.meski air menderita hidup bersama kotoran tapi tidak ada pilihan lain kalau air harus bersabar,suatu saat nanti ada saatnya pertolongan datang,matahari akan menguapkan air hingga air naik ke tempat tertinggi.disana tak ada kotoran lagi,semua air akan senang disana. Lalu ia akan turun lagi ke bumi untuk membawa sejuta kebaikan.Air berani berjuang mati matian demi kehidupan di bumi.kenapa kamu cengeng?!“ucapan otak positifku seolah membuatku terhentak sadar. Saya harus
bangkit dari keterpurukan ini. Saya harus belajar dari air, belajar dari arti sakitnya sabar dan belajar untuk menghargai orang lain,dan yang paling utama adalah belajar bersyukur
No comments:
Post a Comment