Kadang kita sering melihat orang yang sehat, segar bugar tapi
tiba-tiba saja muntah darah. Apa yang terjadi dengan orang itu? Gejala
muntah darah rata-rata hampir sama, tapi penyebabnya berbeda-beda.
Ternyata setelah di teliti orang tersebut mengidap kerusakan hati berat
dengan muntah darah yang terjadi pada dirinya.
SIROSIS HATI
Kasus tersebut di atas merupakan komplikasi akibat kerusakan organ
hati/lever. Organ hati sebagian besar sudah tidak berfungsi normal.
Jaringan hati sudah berubah sifat. Bukan lagi jaringan hati normal,
melainkan menjadi jaringan ikat, disebut sirosis.
Penyebab sirosis harus diketahui melalui pemeriksaan laboratorium,
perlu dilakukan pemeriksaan patologi anatomi (PA) untuk melihat jenis
jaringan hati seperti apa persisnya. Dokter perlu mengambil serpihan
jaringan dengan jarum khusus untuk diperiksa (biopsi hati).
Sirosis merupakan kondisi terakhir kerusakan hati oleh penyebab yang
beragam. Mulai dari kelainan hati, bawaan lahir, penyakit infeksi hati
(hepatitis), keracunan obat hingga keracunan bahan aflatoxin (
kacang-kacangan, umbi-umbian busuk ) dan alkoholik (peminum alkohol
berat).
Dari riwayat orang yang mengidap sirosis akan terungkap apa
penyebabnya. Sebagai contohnya, peminum jamu rumahan dulu terkena
kerusakan hati oleh aflatoxin karena bahan baku pembuat jamunya busuk,
Kacang tanah kita pernah ditolak Jepang karena berjamur.
Cara simpan bahan kacang-kacangan, umbi-umbian, padi-padian yang
tidak benar, akan menumbuhkan jamur khusus yang memproduksi aflatoxin.
Karena itu kalau makan kacang terasa busuk, jangan teruskan menelannya.
Jamu dari bahan tercemar jamur umumnya berubah rasanya. Bertahun-tahun tubuh tercemar aflatoxin akan merusak hati.
Ternyata fakta membuktikan orang yang muntah darah tadi mengaku rajin
minum jamu rumahan sejak mudanya. Ia cenderung memilih jamu Korea dan
Cina. Sangat bisa jadi itu penyebab kenapa hatinya menjadi rusak, dan
kini ia didiagnosis sirosis.Sebagian pasien lain diduga sering
mengonsumsi alkohol dulunya, hingga menyebabkan ia mengalami sirosis.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Organ hati paling tangguh beradaptasi dengan kerusakan yang dialami.
Oleh sebab itu sebelum sebagian besar organ mengalami kerusakan, keluhan
belum terasa dan gejalanyapun tidak jelas. Sebagian besar pasien tidak
merasakan keluhan berarti sehubungan dengan organ hatinya yang seolah
mendadak rusak. Ada yang merasa mual-mual seperti sakit maag, kadang
saja ada rasa tidak enak di perut kanan atas seperti perasaan
mengganjal.
Yang lebih mengherankan tidak ada petunjuk nyata kalau sebetulnya
sejak bertahun-tahun lalu, mungkin lebih dari 10 tahun, hati sudah tidak
normal. Semua orang kadang menyalahkan mengapa hati sampai rusak
begitu, tidak cepat disadari. Sudah sampai muntah darah, baru tahu kalau
ada yang tidak beres.
Dan memang seperti itu kondisi kebanyakan orang yang mengalami
kerusakan hati.Selagi masih ringan dan baru tahap permulaan tidak ada
keluhan, apalagi gejala nyata. Mungkin mirip sakit maag. Keluhan maag
biasanya diabaikan karena dianggap enteng.
Oleh karena itu segeralah melakukan pemeriksaan laboratorium.
Dengan membaca fungsi hati dari darah akan terungkap sudah seperti
apa kondisi hati. SGPT dan SGOT yang meninggi menggambarkan kondisi
fungsi hati bermasalah.
Apabila Dokter mencurigai ada yang tidak beres dengan hati, perlu
ditindaklanjuti pemeriksaan lab hati yang menjurus, misal GAMMA-GT dan
ALPHA-FETO PROTEIN.
Bila hasil keduanya positif, lebih memastikan kemungkinan sirosis, walau
kemungkinan kanker belum bisa disingkirkan. Kepastian hanya bisa
terungkap dari hasil biopsi dan melihat patologi anatomi jaringan yang
diambil dari hati.
BENDUNGAN PEMBULUH DARAH HATI
Gejala muntah darah adalah salah satu komplikasi bila kerusakan hati
sudah meluas. Karena jaringan hati berubah, darah yanga mengalir
memasuki hati mengalami hambatan.
Darah yang menuju ke hati berasal dari usus selain limpa. Bila di hati
darah tidak bisa mengalir lancar karena pembuluh darah sudah mnegalami
perubahan sehubungan dengan kerusakan hati, darah terbendung pada
seluruh saluran yang menuju dan keluar dari hati.
Bendungan darah menimbulkan pelebaran pipa pembuluh darah yang
terkait dengan saluran darah yang menuju maupun yang keluar dari hati (
sistem portal ). Pipa pembuluh darah akan terus melebar sampai titik
pelebaran tertentu, lalu tiba saatnya pecah. Salah satunya pembuluh
darah yang berada pada dinding kerongkongan leher (esofagus).
Pecahnya pembuluh darah esofagus yang sudah berusaha melebar maksimal
itulah yang menimbulkan gejala muntah darah. Ini kondisi gawat darurat
karena perlu segera ditanggulangi, agar darah tidak terus terbuang.
Perlu tindakan penekanan di daerah pecahnya pembuluh darah (tamponade),
selain memberikan infus obat yang mengendurkan tekanan pembuluh darah
hati yang meninggi akibat adanya bendungan darah di dalam hati (portal
hypertension). Selanjutnya, limpa sebagai pemasok darah ke hati perlu
dikorbankan untuk dibuang, agar sumber curahan darah ke hati berkurang,
dan tekanan pembuluh darah ke hati lebih mengendur, sehingga resiko
pecahnya pembuluh darah lain bisa diredam.
TRANSPLANTASI HATI
Apakah dengan sudah teratasinya muntah darah itu, persoalan selesai? Belum!
Selama hati tidak mampu mengalirkan darah yang melaluinya agar bisa
lancar,kemungkinan muntah darah berulang, atau pecahnya pembuluh darah
lain di dalam pencernaan tidak terhindarkan.
Organ hati yang sebagian besar rusak, harus diganti karena tidak
mungkin pulih/ sembuh. Diperlukan transplantasi. Organ hatinya diganti
dari donor. Tergantung seberapa besar kerusakan, penggantian organ hati
bisa sebagian (dari donor hidup) dengan meminta sebagian hatinya, atau
ganti seluruhnya (dari donor mati).
Selama hati belum diganti, bukan saja ancaman pecahnya pembuluh darah
hati akan bermasalah, fungsi hati yang terus menurun juga berdampak
pada kondisi tubuh lainnya. Pasien bisa koma, selain melemah akibat
menurunnya fungsi hati. Tungkai dan perut bengkak oleh terbendungnya
cairan (oedema) karena protein penahan cairan yang diproduksi hati
menurun.
Bendungan empedu menimbulkan gejala kuning, tidak ubahnya penyakit
kuning. Bisa juga menjalar pada ginjal, pencernaan, dan akhirnya
menimbulkan koma karena tubuh sudah keracunan akibat fungsi hati yang
sudah sangat buruk.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan tentang kesehatan bagi semua pembaca.
untuk lebih lanjut silahkan klik disini
No comments:
Post a Comment