Pages - Menu

Sunday, February 17, 2013

air mata duka di hari raya idul fitri

saya persembahkan kisah nyata untuk dijadikan pandangan buat sesama, bahwa sesungguhnya masih banyak kaum miskin yang sangat membutuhkan uluran tangan kita, kalau bukan kita siapa lagi. mari yuk kita simak kisahnya........

pak ahmad hidup dalam keluarga tak mampu, kehidupan sehari harinya tidak cukup untuk membelikan kebutuhan pangan anak istrinya, sementara pak ahmad memiliki 4 anak kecil kecil yang belum bisa mendapatkan uang, jadi semua tergantung dari usaha pak ahmad. sementara ibu ahmad juga ikut membantu mencari uang guna meringankan beban ekonomi, tapi apa boleh buat ternyata pendapatan mereka berdua jauh dari cukup.

sebagai umat islam pak ahmad dan keluarga juga sangat senang menyambut datangnya bulan suci ramadhan, apalagi mereka termasuk keluarga taat, hanya saya masalah ekonomi memang jauh dari layak.

sebagaimana umumnya ketika tiba lebaran semua orang bersuka cita menyambut hari kemenangan, semua anak anak bahagia dengan memakai baju baru, celana baru, makanan enak, dan saling mengunjungi kerabat dengan busana paling menarik.

saat orang orang merayakan kebahagiaannya sendiri sendiri, ternyata ada salah satu orang yang mengamat amati rumah pak ahmad. begitu selesai sholat id, rumah pak ahmad di tutup rapat, tak ada anak anaknya yang tampak. orang tersebut bertanya kepada tetangga sebelah, dan ternyata tidak ada yang tau keberadaan pak ahmad.  kemudian ia mencoba mengetuk pintu tapi tak ada jawaban. lama berdiam di depan pintu, ternyata ada suara dari dalam rumah. ya!!!, suara tersebut adalah isak tangis dari anak anak kecil pak ahmad.

mendengar suara tersebut sudah pasti orang yang mencari tersebut merasa penasaran, dan kembali mengetuk pintu. "assalamu'alaikum pak ahmad. pak saya tau bapak ada di dalam, tolonglah pak, saya pingin ketemu sebentar, siapa tau saya bisa membantu, saya mendengar ada anak menangis dari dalam rumah pak ahmad". ahirnya pak ahmad membuka pintunya.

setelah pemuda tadi mendesak pak ahmad untuk bercerita, mulanya pak ahmad menolak, tapi karena desakan yang lumayan kuat dari pemuda tersebut ahirnya pak ahmad mau bercerita.

cerita pak ahmad "hari ini hari lebaran, hari yang membuat semua umat islam bahagia, saya bahagia karena saudara seiman bahagia. tapi saya tidak punya makanan enak untuk menjamu tamu tamu lebaran nanti, jangankan makanan enak, makan nasi juga seadanya. sementara saya tidak bisa membelikan pakaian dan mainan anak anak saya, sebagai orang tua saya tidak bisa berbuat apa apa kecuali menangis di rumah saja, begitu juga istri saya. sementara anak anak terus meminta baju baru sebagaimana anak anak umumnya hingga anak anak saya menangis. saya malu untuk bersilaturohmi di hari bahagia dengan baju kusam, karena baju kami semua kusam kusam, karena itu saya tidak keluar rumah"

setelah mendengar cerita langsung dari pak ahmad pemuda tadi sangat  terharu dan tak tahan menahan air mata yang mengalir bersamaan dengan cerita pak ahmad. si pemuda tak bisa berbuat apa apa, saat itu juga sang pemuda menemui pak RT, dan pak RT ternyata langsung merespon dan menceritakan kepada warganya yang terbilang peduli. 

tidak lama kemudian datanglah pak RT dan teman teman seiman kerumah pak ahmad, mereka membawa beras, makanan enak, baju baru buat anak anak, mainan, dan semua serba istimewa. saat itu pak ahmad tidak menyangka sama sekali, ternyata masih ada umat yang mau peduli dengan kondisinya.

begitulah teman teman, jangan sekali kali kita abaikan perasaan mereka, marilah kita lebih peduli terhadap mereka. biarlah Alloh yang maha kuasa yang akan membalas semua kebaikan kita. 

6 comments:

  1. cerita indah tapi nyata, cerita pilu tapi sendu, dengan rangkaian kata jadi berita, dengan senandung lagu suara jadi merdu.

    ReplyDelete
  2. cerita indah tapi nyata, cerita pilu tapi sendu,rangkaian kata jadi berita, rangkaian lagu jadi merdu

    ReplyDelete
  3. iya makasih responnya buat mas puri cahyadi, semoga cerita diatas menjadi inspirasi kita untuk selalu mengingat mereka yang lebih membutuhkan

    ReplyDelete