Pages - Menu

Tuesday, May 1, 2012

perasaan bersama mertua

sekedar berbagi dan curhat bersama dunia.
saya adalah pekerja di rumah sakit swasta, istri bekerja sebagai guru, dan anak sekolah playgroup pulang jam 2.

posisi saya jarang ketemu istri, hanya seminggu 2x saya bisa bersantai, itupun sore hari. kalau saya jaga pagi sudah pasti sore di rumah ada anak istri. tapi saat itu kalau ada orang sakit yang membutuhkan jasa saya, sudah pasti saya harus pergi, atau anak dan istri ada urusan maka ketemu dan obrolan paling mengena sebelum tidur.

jarak kerja saya jauh dari rumah, berkisar 100km harus saya tempuh setiap hari. kalau saya libur belum tentu istri libur, jadi saya di rumah sama mertua saja. ini yang membuat saya ngga betah. bagaimanapun yang namanya rumah mertua pasti bikin ada rasa beda, ngga kaya kalau saya di rumah sendiri. bisa tidur seharian, bisa nyaman dan lepas. untuk saat ini sepertinya belum ada kekompakan, sehingga saya lebih suka kos saja. kalau saya habis jaga malam seharusnya pagi saya istirahat untuk mengganti malam yang ngga tidur, tapi bagaimanapun juga saya tetap tidak bisa tidur, karena aktifitas mertua terus jalan dan saya mendengar aktifitas tersebut, sepertinya ngga mungkin saya terus tidur, sebisa mungkin pasti saya bantu. kalu tidur juga ngga nyaman, ahirnya dampaknya kena saya juga.

memang apapun alasan dan bentuknya, selama masih bersama mertua satu atap, maka kehidupan sang menantu tidaklah seperti kehidupan burung yang terbang lepas dan bebas. ada dinding dinding pembatas yang terjadi diantara menantu dan mertua. tapi semua ini tidak akan pernah bisa di rasakan oleh anak kandungnya. karena itu, bagi para istri atau suami, perhatikanlah pasangan kalian yang terpaksa harus ikut mertua. karena perasaan menantu sangat peka, ada perasaan sungkan, dan sejuta perasaan yang tidak bisa di ceritakan dengan kata kata, termasuk dengan pasangannya sendiri. karena itu, sebaik baik keluarga adalah memisahkan diri dari mertua

No comments:

Post a Comment