cerita ini saya dapatkan dari teman saya yang bekerja di puskesmas. Sedikit kisah ini patut di jadikan pelajaran yang berharga bagi kita, oleh karena itu saya angkat di blog untuk berbagi dengan dunia. Ini semua berawal dari seorang TKW yang prustasi. Dia berangkat kerja dengan harapan bisa menuai uang banyak, tapi kenyataan yang terjadi malah cuma sebatas mimpi.
Di sana sang TKW di perkosa, lalu prustasi dan menjadi pelacur jalanan. Entah berapa tahun si TKW ini menekuni bisnis terkutuk ini, hingga suatu saat di periksa secara laboraorium dan di pastikan positif menderita hiv aids. Sang pelacur tidak ingin mati disana, dengan segala cara ahirnya bisa pulang ke tanah air, yaitu indonesia tercinta. Entah setan apa yang telah merasuk dalam tubuh si mantan TKW ini hingga ia tega menularkan penyakitnya. Dengan cara penampilan yang memikat, cantik, rupawan ia obral seks gratis. Ternyata perjuangan pencarian korban bisa berhasil dengan gemilang. Dalam sekejap saja ternyata sudah banyak hidung belang yang di taklukan. Dari si hidung belang sudah pasti menularkan pada istri mereka, tanpa di sadari ternyata suami istri tersebut dalam genggaman penyakit mematikan yang belum di temukan obatnya.
Dari hari kehari banyaknya pasien dengan keluhan yang sama membuat tanda tanya pada petugas kesehatan. Setelah di selidiki ternyata pemicunya adalah sang TKW tersebut. Ibarat nasi sudah menjadi bubur, penyesalan hanya sebatas penyesalan, tak akan bisa menyembuhkan dari hiv aids. Bila suami istri berguguran karena hiv aids, umumnya anak mereka tumbuh tanpa orang tua. Anak yang tak tau apa apa harus menerima pahitnya hidup karena pergaulan bebas orang tuanya. Harus kehilangan orang tua yang semestinya menjadi tumpuan hidup, karena hanya orang tualah yang selalu di rindukan anak, bukan paman atau eyang.
Kembalilah kepada agama, stop pergaulan bebas. Sekali anda coba coba seks bebas, siapa tau itu adalah mesin pembunuhmu. Jika kamu saja yang mati itu tak mengapa, karena anak masih punya ibu. Tapi hiv aids tak mengenal belas kasihan, biasanya yang terjadi kedua orang tua meninggal, dan anaknya menjadi yatim piatu. Apakah bisa kita bayangkan jika anak kita menjadi yatim piatu??
No comments:
Post a Comment