Pages - Menu
▼
Sunday, January 15, 2012
KINI AKU SEBATANG KARA
Di ilhami dari sebuah kisah nyata, nama bukan yang sebenarnya. Kurang lebihnya ceritanya seperti ini
Asyiah adalah siswi MAN kelas 1, dia hidup serumah dengan ayah, ibu, kakak dan adiknya. Untuk berangkat sekolah, asyiah harus menggunakan sepeda ontel sekitar 45 menit perjalanan. Keluarga asyiah bukanlah keluarga mewah, ia hidup seadanya dengan orang tuanya. Sang ayah ibu juga belum begitu tua, karena baru memiliki 3 anak.
Pada tahun 80an, ada drama serial yang sangat terkenal “saur sepuh” yang tiap hari tayang di radio. Begitu juga keluarga asyiah, mereka semua sangat menyukai cerita ini, hinga tidak pernah ketingalan untuk menyimak dalam setiap malamnya.
Waktu itu asyiah tidak seperti biasanya. Ia tidak ikut mendengarkan cerita radio yang menggemparkan itu, asyiah lebeih cenderung balajar di kamarnya sendiri. Semantara sang ayah, kakak, ibu dan adiknya memilih menyimak cerita dalam radio. Saat itu memang sedang turun hujan lebat, mereka berempat ada di satu kamar, sambil tiduran dalam 1 ranjang.
Keesokan paginya seperti biasa, asyiah bangun untuk menjalankan sholat subuh. Tapi asyiah tidak melihat ayah, ibu, kakak, dan adiknya. Asyiah merasa heran. Di pangillah sang ibu berkali kali, ternyata tidak ada sahutan, di panggil sang ayah, juga tidak ada suara. Di panggil kakak, ternyata sama saja, dan di panggillah adiknya, tetap tak ada jawaban. Ahirnya asyiah mengetuk kamar adik, dan di bukanya pintu kamar adik, ternyata kosong. Kini asyiah mencoba mengetuk pintu kakaknya, dan mencoba membuka pintu kamarnya, ternyaa juga tidak ada. Asyiah mulai bingung, kemanakah orang orang di rumah ini, mereka pergi tanpa kabar. Yang terahir asyiah mengetok pintu kamar orang tuanya, juga sepi. Akan tetapi pinti tidak tertutup, ahirnya asyiah mencoba membuka pintu kamar. Dan begitu asyiah melihat apa yang terjadi di kamar orang tuanya, asyiah berteriak kencang, menangis dan ahirnya pingsan. Sementara tetangga mulai berdatangan begitu mendengar teriakan asyiah. Entah bagaimana caranya, para tetangga berhasil masuk, dan menolong asyiah.
Sementara asyiah masih tergeletak tidak sadarkan diri, lama tetangganya mendampingi asyiah dengan penuh rasa iba. Setelah asyiah sadar, ia menangis sejadi jadinya. Karena asyiah seperti tidak percaya, bahwa ibu, ayah, kakak dan adiknya semua telah meninggal dalam 1 waktu yang sama. Di perkirakan saat mendengarkan sandiwara radio, ada petir yang telah menyambar radio, sehingga radio meledak dan kabel melilit dan terurai kemana mana. Sedangkan ke empat orang tersebut di perkirakan sudah tertidur lelap. Karena hujan deras, dan suara radio sepertinya tidak bisa di dengar dengan keras, ahirnya di taruh radio lebih dekat di tengah tengah mereka.
Bagi asyiah itu adalah pukulan hebat, tapi dia tetap tabah dalam menjalani cobaan ini. Memang kalau di lihat dari agamanya, dia lumayan tangguh. Setelah itu, asyiah hidup bersama bibinya. Hingga suatu saat ada orang yang meminangnya. Setela asyiah di nikahi, kemudian asyiah di kuliahkan oleh keluarga suami asyiah, dan kini asyiah sudah bekerja di sekolahan.
Ini adalah sebuah pelajaran yang sangat berarti buat kita semua. Disaat hujan dan banyak petir, sebaiknya matikan radio dan tv. Itu demi kebaikan kita juga.
umur manusia tak ada yang tau. Karena hidup dan mati kita ada di tanganNYA. Oleh karena itu marilah kita memohon agar di jauhkan dengan segala musibah dan kecelakaan. Amin……..
No comments:
Post a Comment